600 warga LDII ikut donor darah massal


MEDAN – Sedikitnya 600 warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sumatera Utara, ambil bagian dalam donor darah massal, dan pengajian akbar, yang dilaksanakan LDII dalam rangka menyambut Tahun Baru 1431 Hijriyah.

Ketua panitia, M Arif, tadi siang, mengatakan, tujuan diadakan donor darah adalah untuk mewujudkan kepedulian sosial dan solidaritas warga LDII, menambah persediaan darah, memperkuat sosio-nasionalisme masyarakat dan mempererat rasa persaudaraan serta menumbuhkan rasa kasih sayang sesama umat manusia.

“Tercatat tak kurang dari 600 orang pendonor yang semuanya merupakan warga LDII ikut serta berbakti sosial untuk mensukseskan acara itu,” katanya. Dan seluruh hasil dari kantung darah yang diperoleh langsung diserahkan kepada PMI Kota Medan.

Kegiatan itu, katanya, dibuka Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin. Gubsu, sebutnya, memberikan dukungannya pada acara kemanusiaan itu. "Tidak ada pabrik darah, sehingga sangat diharapkan tahun 2010 nanti organisasi masyarakat dan keagamaan lebih mendorong kegiatan kemanusiaan ini menjadi lebih baik", katanya menirukan ucapan gubsu.

Donor darah massal, dan pengajian akbar yang digelar Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dalam menyambut Tahun Baru Hijriyah, adalah untuk mengenalkan LDII lebih luas kepada masyarakat.

"Semoga dengan adanya acara ini, LDII dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat dan bisa melepaskan masyarakat akan pandangan negatif akan LDII yang ekslusif", ujar ketua panitia kegiatan , M Arief, kepada Waspada Online, siang ini.

Dikatakan, kegiatan itu ditujukan kepada masyarakat luas, memang diutamakan memberikan pemahaman kepada tentang LDII sebagai sebuah lembaga Islam yang syahih karena berdasarkan Al-Qur'an dan Alhadist.

“Kegiatan serupa direncanakan akan dilakukan rutin di tahun-tahun mendatang,” katanya.

Disebutkan, LDII selama ini sering dianggap negatif berkaitan dengan ajaran-ajaran yang dianutnya. Lembaga yang sudah berdiri sejak tahun 1972 ini memang sering menjadi gunjingan banyak pihak di kalangan umat Islam sendiri. Isu yang berkembang biasanya berkaitan biasanya adalah penggunaan masjid yang diperbolehkan untuk kalangan LDII sendiri, sehingga terkesan eksklusif.

Namun, katanya, kesan itu sedikit luntur seketika dengan hadirnya kegiatan pengajian akbar dan donor darah massal.” Sedikitnya, 600 pendonor menyumbangkan darahnya pada acara itu,” katanya.

Bahkan, katanya, Gubsu, Syamsul Arifin, dalam kesempatan itu mengatakan, kalau LDII itu tidak aneh, semuanya biasa saja, yang aneh itu kalau kiblatnya ke tempat lain, dan kalau sholat itu hanya membaca Al-fatihah tapi surat lain tak ada.

No comments:

Post a Comment