Analisis Hubungan
Antara Tenaga Kerja
dan Pengangguran di Sumatera utara (2006
– 2010)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : MHD. ADITYA PUTRA FUZAISTA
NIM : 709 21 0043
KELAS : MANAJEMEN A’09
PROGRAM
STUDI S1 MANAJEMEN NON-DIK
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2010
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur senantiasa Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga Laporan ini dapat terselaikan. Serta shalawat dan salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Nabi Muhamad SAW.
Laporan ini Penulis
susun sebagai tugas akhir dalam Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Adapun
tujuan dari penyusunan Laporan ini adalah untuk
memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro di
Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan, Serta agar kita semua khususnya para pembaca dapat mengetahui lebih dalam
mengenai Hubungan Antara
Tenaga Kerja dan Pengangguran di Sumatera utara.
Dalam menyelesaikan Laporan ini,
Penulis menerima banyak bantuan , bimbingan, dan dukungan serta doa dari semua
pihak. Oleh karena itu,
Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
Kedua
Orang Tua yang tiada henti – hentinya memberikan motivasi dan dukungan secara
moril maupun materil kepada saya selaku penulis
2.
Ibu Noni selaku Dosen Pengampuh mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro Fakultas
Ekonomi jurusan Manajemen UNIMED yang selalu memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penyelesaian Laporan Laporan ini sesuai yang di harapkan
3. Yang saya sayangi, Annisa Zahara yang selalu memberi perhatian dan pengertian buat
Penulis dalam menyelesaikan Laporan ini.
4. Mahasiswa/i Manajemen A’09 yang telah memberikan
support, kritik dan saran.
5. dan juga para Pembaca Laporan ini.
Dengan semua dukungan itu, Laporan ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Tak ada gading yang tak retak,
begitulah ungkapan yang pantas untuk menggambarkan Laporan ini, Penulis
menyadari Laporan ini masih jauh dari sempurna maka dengan ini Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terutama Dosen Pengampuh
dan Pembaca sebagai bahan pertimbangan di Laporan berikutnya.
Semoga Laporan ini dapat berperan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia Indonesia. Sekian.
Medan,
6 Juni 2010
Penulis
M.
Aditya P.F.
709 21
0043
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
................................................................................................. ii
Daftar
Isi ............................................................................................................ iv
Daftar Tabel ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah ............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................... 3
1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 3
BAB
II LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian dan Ruang
Lingkup .................................................. 4
2.2 Pengertian Angkatan kerja .......................................................... 8 2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ................................................................................................... 11
2.4 Pengertian Pengangguran ........................................................... 12
2.5 Bentuk Pengangguran ................................................................. 13
2.6 Jenis Pengangguran ..................................................................... 14
2.7 Sebab-sebab terjadinya
pengangguran ........................................ 16
2.8 Dampak Pengangguran bagi Perekonomian ............................... 17
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Angkatan Kerja,
Penduduk yang Bekerja, dan Angka Pengangguran 19
3.2 Jumlah Penduduk
Setengah Penganggur .................................... 22
3.3 Lapangan Pekerjaan
Utama ........................................................ 23
3.4 Status Pekerjaan
Utama .............................................................. 24
3.5 Penduduk yang Bekerja
dan Pengangguran di Kabupaten/Kota 25
BAB I KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 28
4.2 Saran ........................................................................................... 29
Daftar
Pustaka................................................................................................... 31
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Penduduk Usia 15 Tahun
keatas menurut Kegiatan Utama di Propinsi Sumatera Utara, 2006 – 2010 20
Tabel
2. Penduduk Usia 15 Tahun
keatas Berjenis Kelamin Laki-Laki menurut Kegiatan Utama di Propinsi Sumatera
Utara, 2006 – 2010 ............................................................................. 21
Tabel
3. Penduduk Usia 15 Tahun
keatas Berjenis Kelamin Perempuan menurut Kegiatan Utama di Propinsi Sumatera
Utara, 2006 - 2010............................................................................... 21
Tabel
4. Penduduk Usia 15 Tahun
keatas yang Berkerja dibawah Jam Kerja Normal di Propinsi Sumatera Utara, 2006
- 2010 ................................................................................................. 22
Tabel 5. Penduduk Provinsi Sumatera Utara Usia 15 Tahun keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2010 ................................................................................................. 23
Tabel
6. Penduduk Usia 15 Tahun
keatas yang Berkerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Propinsi Sumatera
Utara, 2006 – 2010 ............................................................................................. 24
Tabel
7. Penduduk Usia 15 Tahun
keatas yang Berkerja menurut Status Pekerjaan Utama di Propinsi Sumatera Utara,
2006 – 2010 ............................................................................................. 25
Tabel 8. Penduduk 15 Tahun keatas yang Berkerja dan Distribusi Pekerja
Menurut Kabupaten/Kodya di Sumatera Utara, Keadaan Agustus 2009 ............................................................................ 26
Tabel 9. Jumlah Penganggur dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut
Kabupaten/Kodya di Sumatera Utara, Keadaan Agustus 2009 ............................................................................ 27
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Permasalahan Tenaga Kerja di Propinsi
Sumatera Utara harus mendapatkan perhatian yang menyeluruh dan terpadu, karena
salah satu esensi yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan
lapangan kerja yang cukup untuk mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang
akan masuk ke pasar kerja. Pertumbuhan angkatan kerja selalu lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Hal ini disebabkan antara lain karena pertumbuhan
penduduk yang cenderung melebihi pertumbuhan capital, disamping itu kegiatan
ekonomi mempunyai tingkat diversitikasi yang rendah dan diikuti pula dengan
keterampilan tenaga kerja yang belum memadahi sehinga permasalahan ketenaga
kerjaan semakin kompleks.
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja
yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan
masalah pengangguran di Sumatera Utara menjadi semakin serius. Masalah ini di
pandang lebih serius lagi bagi mereka yang berusia 15-24 tahun yang kebanyakan
mempunyai pendidikan yang lumayan. Karena mereka merasa pendidikan yang sudah
mereka dapatkan ternyata belum dapat menjamin mereka dapat bekerja.
Pengangguran terjadi disebabkan
antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari
jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar
kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para
pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan
erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain;
perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan
dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.
Kolapsnya perekonomian Indonesia
sejak krisis pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan Sumatera
Utara ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah
mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga
kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang
terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia
hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara
pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini
sangat boleh jadi masih lebih rendah daripada kenyataan riil yang ada di
lapangan. Bisa saja dalam kenyataannya angka pengangguran di Indonesia masih lebih tinggi dari
data dan angka resmi itu.
Berdasar latar belakang masalah diatas, dalam Tugas ini
penulis mengambil judul “Analisis
Hubungan Antara Tenaga Kerja dan Pengangguran di Sumatera utara”.
1.2. Perumusan Masalah
Sumber daya manusia merupakan unsur
penting dalam menggerakkan pembangunan. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga-tenaga
yang terampil dan berkualitas untuk mewujudkan pembangunan.
Penulis juga mencoba mencari
perbandingan antara jumlah penduduk usia kerja, tingkat partipasi angkatan
kerja, kualitas tenaga kerja jika ditinjau dari kelompok umur, jenis kelamin,
dan daerah tempat tinggal. Sehubung dengan uraian yang disinggung pada latar
belakang pemilihan judul, maka dirumuskan masalah sebagai berikut yakni
bagaimana keadaan ketenagakerjaan di Propinsi Sumatera Utara. Selain itu juga
ingin diketahui bagaimana perkembangan angkatan kerjanya dari waktu ke waktu
apakah mengalami peningkatan, atau malah terjadi penurunan.
1.3. Maksud dan Tujuan
Adapun
tujuan penelitian mengenai kondisi perkembangan tenaga kerja ini, adalah :
a. Untuk menggambarkan besarnya
tingkat partisipasi Angkatan Kerja yang terjadi di Propinsi Sumatera Utara
b. Untuk menghitung persentase
angkatan kerja menurut umur, jenis kelamin, dan daerah tempat tinggal.
c. Bagi penulis, yaitu sebagai
penerapan ilmu pengetahuan yang didapat penulis selama duduk dibangku
perkuliahan.
Tapi tujuan utamanya yaitu untuk memenuhi persyaratan pendidikan
yang diwajibkan kepada mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Non-Dik Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan dalam menyelesaikan perkuliahan di Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Makro.
1.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dan Pengambilan Data dilaksanakan Pada Tanggal 31 Mei
2010 dari Pukul 11.00 s/d 15.00 WIB bertempat di kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara Jln. Asrama No. 179, Medan
Pengambilan data kembali di BPS SUMUT
untuk melengkapi data yang sudah dikumpulkan dilakukan pada Tanggal 3 Mei 2010.
Selanjutnya untuk melengkapi tugas
juga diadakan pencarian Lewat Internet yang berlokasi di Website BPS Sumut http://sumut.bps.go.id/ dan BPS Indonesia http://www.bps.go.id/, dan beberapa website
lain yang menyediakan Materi tentang Hubungan Antara Tenaga Kerja
dan Pengangguran di Sumatera utara.
BAB
II
LANDASAN
TEORITIS
2.1.
Pengertian dan Ruang Lingkup
1. Penduduk
|
Orang-orang yang biasanya tinggal pada suatu tempat
lebih dari 6 (enam) bulan, atau kurang dari 6 bulan, tetapi berminat untuk
tinggal lebih dari 6 bulan.
|
2. Tenaga Kerja
|
Penduduk yang telah mencapai usia kerja, dalam hal ini
usia 15 tahun ke atas atau mereka yang mempunyai potensi untuk memproduksikan
barang atau jasa bila ada permintaan terhadap mereka dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
|
3. Bukan Tenaga Kerja
|
Penduduk yang belum mencapai usia kerja atau penduduk
yang berumur kurang dari 15 tahun
|
4. Angkatan Kerja
|
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai
pekerjaan, baik yang sedang bekerja dan sementara tidak bekerja, termasuk
yang sedang mencari kerja/pekerjaan dan sebagainya.
|
5. Bukan Angkatan Kerja
|
Penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang
tidak/sedang bekerja dan tidak berupaya untuk mendapatkan pekerjaan seperti :
sekolah, mengurus rumahtangga, pensiunan dan sebagainya.
|
6. Pekerja
|
Mereka yang melakukan kegiatan pekerjaan dengan maksud
memperoleh penghasilan paling sedikit 1 jam dalam seminggu secara terus
menerus tanpa terputus
|
7. Setengah Penganggur
|
Penduduk usia kerja yang sedang bekerja akan tetapi
jumlah jam kerjanya kurang dari 35 jam dalm seminggu
|
8. Penganggur
|
Penduduk usia kerja (angkatan kerja) yang tidak ada
kegiatan (sekolah, mengurus rumahtangga, dsb) dan tidak sedang berupaya untuk
mendapatkan pekerjaan
|
9. Mencari Pekerjaan
|
Kegiatan dari mereka yang sedang berupaya untuk
mendapatkan pekerjaan. Mereka yang sedang mencari pekerjaan, terdiri dari :
a. Belum pernah bekerja, tetapi berupaya untuk
mendapatkan pekerjaan
b. Mereka yang sedang bekerja, tetapi karena suatu hal
masih berupaya untuk mendapatkan pekerjaan
c. Sudah pernah bekerja, tetapi karena suatu hal masih
berupaya untuk mendapatkan pekerjaan
|
10. Lapangan Usaha
|
Kegiatan pekerjaan dari usaha/perusahaan,
badan/lembaga instansi tempat seseorang melakukan kegiatan sesuai dengan
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI), meliputi :
a. Pertanian (termasuk perikanan, kehutanan,
Perkebunan);
b. Pertambangan dan penggalian
c. Industri (termasuk jasa industri)
d. Listrik, gas dan air
e. Bangunan (termasuk instalantir dan tukang gali
sumur)
f. Perdagangan (termasuk usaha jual beli, katering,
rumah makan, hotel, motel, losmen dan penginapan lainnya)
g. Angkutan, pergudangan dan telekomunikasi (termasuk
jasa angkutan, pengepakan, pengiriman dan biro perjalanan)
h. Keuangan (Bank, asuransi, usaha persewaan
bangunan/tanah, jasa perusahaan dan lembaga keuangan lainnya seperti :Pasar
modal, penggadaian, penukaran uang asing dan sebagainya:
i. Jasa kemasyarakatan Sosial dan Perorangan , seperti
Lembaga Legislatif, Lembaga Tinggi Negara dan Pemerintah, Pertahanan
Keamanan, Jasa Pendidikan, Kebersihan, hiburan, Kebudayaan, Pembantu
rumahtangga dan sebagainya
Lainnya : Kegiatan/lapangan usaha atau perorangan,
badan/lembaga yang tidak tercakup dalam salah satu sektor di atas atau yang
belum jelas batasannya seperti tukang beling, pemulung, renternir dll.
|
11. Status Pekerjaan
|
Jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan. Status
dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain atas
resiko sendiri
b. Berusaha dengan dibantu orang lain (pekerja tidak
dibayar/buruh tidak tetap)
c. Berusaha dengan buruh/pekerja tetap
d. Buruh/karyawan yaitu mereka yang bekerja pada orang
lain atau instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta dengan menerima
upah/gaji, baik berupa uang atau barang (buruh tani walaupun mempunyai
majikan tertentu tetap digolongkan sebagai buruh)
e. Sebagai pekerja keluarga, yaitu anggota
rumahtangga/ keluarga yang membantu usaha untuk memperoleh
penghasilan/keuntungan tanpa mendapat upah/gaji.
|
12. Kegiatan
|
Yang biasa dilakukan, mencakup bekerja, sekolah,
mengurus rumahtangga, mencari pekerjaan dan sebaginya.
|
13. SUSENAS
|
(Survei Sosial Ekonomi Nasional) salah satu kegiatan
proyek rutin yang dilaksanakan oleh BPS untuk mendapatkan informasi/data
ketenagakerjaan dan data lainnya secara langsung dari masyarakat (primer)
yang dilaksanakan pada bulan Pebruari setiap tahun.
|
14. SAKERNAS
|
(Survei Angkatan Kerja Nasional) salah satu kegiatan
proyek rutin yang dilaksanakan oleh BPS untuk mendapatkan informasi/data
ketenagakerjaan dan data lainnya secara langsung dari masyarakat (primer)
yang dilaksanakan pada bulan Agustus setiap tahun
|
15. TPAK
|
(Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) Perbandingan
penduduk usia kerja (tenaga kerja)terhadap jumlah penduduk angkatan kerja
(bekerja + mencari pekerjaan)
|
16. Jenis Pekerjaan
|
macam pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang
melaksanakan pekerjaan tersebut atau yang ditugaskan kepadanya.
|
17. Sensus
|
Kegiatan pendataan terhadap seluruh elemen tertentu
sesuai dengan tema dari sensus tersebut.
|
18. Transmigrasi
|
Perpindahan penduduk dari suatu daerah yang memiliki
tingkat kepadatan tinggi ke suatu daerah dimana tingkat kepadatannya masih
rendah, dengan maksud penyebaran penduduk serta meningkatkan perekonomian di
suatu daerah.
|
2.2. Pengertian Angkatan kerja
Secara demografis besarnya angkatan kerja tergantung pada tingkat
partisipasi angkatan kerja (Labor Force Participation rate) yaitu berapa persen
dari tenaga kerja yang akan menjadi angkatan kerja. Dan pengertian dari angkatan
kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, dalam
kegiatan produktif yaitu untuk memproduksi barang dan jasa. Dan didalam konsep
“Labor Force Consept” angkatan kerja mempunyai referensi waktu yang pasti
misalnya satu minggu, dan sebagainya. Dan menurut konsep ini berfokus kepada
mereka yang bekerja. Jadi mereka yang bukan pekerja (yaitu :
pengangguran/mencari pekerjaan), dianggap sebagai kelompok residual.
Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan sama sekali
tetapi mencari pekerjaan secara aktif.
Kelompok angkatan kerja yang digolongkan kedalam bekerja adalah
setiap orang yang didalam seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan,
lama bekerja paling sedikit dua hari. Dan setiap orang yang didalam seminggu
sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari
tetapi mereka adalah pekerja tetap (pegawai-pegawai yang tidak masuk kerja
karena cuti, sakit dan sebagainya), petani-petani yang mengusahakan tanah
pertanian yang tidak bekerja karena mereka menunggu panen, orang-orang yang
bekerja didalam bidang keahlian seperti dokter, tukang pangkas dan sebagainya.
Kelompok angkatan kerja yang digolongkan mencari pekerjaan adalah
penduduk 15 tahun keatas yang sedang berusaha mencari pekerjaan (mereka yang
belum pernah bekerja, mereka yang sudah bekerja tapi akhirnnya mereka berhenti
bekerja karena hal tertentu). Kegiatan untuk mencari pekerjaan tidak terbatas
didalam jangka waktu seminggu yang lalu saja tetapi bisa dilakukan dalam
beberapa waktu yang lalu. Jadi kedalam kategori mencari pekerjaan juga
dimaksukkan, misalnya mereka yang sedang memasukkan lamaran pekerjaan atau
pesan pada saudara mereka dan mereka sedang menunggu jawaban.
Beberapa ukuran dasar dalam angkatan kerja yaitu :
a. tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force
participation rate)
tingkat
partisipasi angkatan kerja, menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu
kelompok umur. Dan dapat juga merupakan tingkat partisipasi total dari seluruh
penduduk dalam usia kerja (tingkat aktivitas umum).
b. Tingkat aktivitas umum (general activity rate)
Tingkat
aktivitas umum adalah tingkat aktivitas (activity rate) untuk seluruh penduduk
dalam usia kerja. Untuk Indonesia
adalah labor force dibagi seluruh penduduk berumur 10 tahun keatas. Perkataan
activity rate biasanya dipakai oleh terbitan PBB, sedang yang lebih lazim
adalah participation rate
c. Tingkat aktivitas menurut umur dan jenis kelamin
(age sex specific activity rate)
Tingkat
aktivitas menurut umur dan jenis kelamin ini yang paling banyak dipakai dalam
menyelesaikan tugas ini. Ini merupakan suatu basic rates yang dipelajari dan diproyeksikan
dalam analisa economically active population
Ini bisa
dilakukan untuk berbagai karakteristik dari angkatan kerja seperti : 1. Tingkat
pendidikan 2. Status perkawinan 3. Tingkat pendapatan di rumah tangga
Perbandingan internasional bisa juga dilakukan dengan mengadakan plotting dari
kurva age sex specific activity rate ini.
d. Tingkat activitas menurut jenis kelamin :(Sex
specivic activity rate)
Tingkat
aktivitas (tingkat partisipasi) ini disajikan terpisah antara laki-laki dan
wanita. Dilihat dari polanya, biasanya tingkat aktivitas untuk laki-laki lebih
tinggi dibanding wanita.
e. Tingkat aktivitas kasar (Crude activity rate)
Tingkat
aktivitas kasar adalah jumlah economically active population dibagi jumlah
seluruh penduduk dan dinyatakan dalam persentase. Crude activity rate ini
sangat dipengaruhi oleh komposisi umur dari penduduk. Ini digunakan untuk
perbandingan dimana penganalisa ingin menunjukkan jumlah relative orang dalam
angkatan kerja tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Ini juga
berguna dalam perbandingan dimana ingin ditunjukkan pengaruh berbagai tingkat
kenaikan alamiah dan migrasi terhadap aktivitas ekonomi.
f. Tingkat pengangguran (Unemployment rate)
Adalah
angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang
aktif mencari pekerjaan. Pengertian pengangguran disini adalah aktif mencari
pekerjaan. Dan pengertian dari penduduk
yang sedang mencari pekerjaan (menganggur) adalah orang yang tidak bekerja dan
sekarang ini sedang aktif mencari pekerjaan menurut referensi waktu tertentu.
Ini termasuk dalam kelompok menganggur ini adalah orang yang pernah bekerja
atau sekarang sedang dibebastugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari
pekerjaan.
g. Tingkat bekerja penuh (Fully employed)
h. Tingkat bekerja tidak penuh (Underemployed)
i. Rasio beban ketergantungan (dependency ratio)
Rasio ini
diartikan untuk mendapat gambaran mengenai beberapa persen penduduk yang
dianggap mempunyai aktivitas komsumtif harus ditanggung oleh penduduk usia
15-64 tahun, yang dianggap sebagai penduduk yang secara potensial disebut
produktif
2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja
Pengukuran tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan kerja dapat
memberikan gambaran yang jelas sampai seberapa jauh sebenarnya penduduk yang
termasuk usia kerja (sepuluh tahun keatas) benar-benar aktif di dalam bekerja
dan tidak aktif bekerjaadalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja, misalnya
didalam mengurus rumah tangga. Jadi TPAK adalah perbandingan antara angkatan
kerja dan penduduk usia kerja. Semakin besar jumlah penduduk usia kerja.
Semakin besar jumlah penduduk usia kerja akan menyebabkan semakin besarnya
angkatan kerja.
Banyak yang mempengaruhi tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan
kerja yaitu diantaranya adalah : faktor umur, faktor pendidikan yang sudah
ditamatkan, status dalam perkawinan, kesempatan kerja bagi wanita.
Semua laki-laki telah mencapai usia kerja dalam kegiatan ekonomi
karena pada umumnya yang mencari nafkah adalah laki-laki. Menurut Durand(1675),
perbedaan TPAK laki-laki antara daerah terdapat pada pertama kali masuk
angkatan kerja (umur muda) dan umur keluar dari angkatan kerja (umur tua).
Fungsi dari wanita pada umumnya adalah mengurus rumah tangga dan
menjadi istri sekaligus ibu dalam keluarga, berbeda jauh dengan laki-laki. Oleh
karena itu partisipati wanita dalam angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh
faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Akibatnya TPAK wanita baik secara
keseluruhan maupun berdasarkan umur.
2.4. Pengertian Pengangguran.
Pada keadaan yang ideal, diharapkan
besarnya kesempatan kerjasama dengan besarnya angkatan kerja, sehingga semua
angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada kenyataannya keadaan tersebut
sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih kecil dari pada angkatan
kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan, maka
timbullah penggangguran.
Pengangguran adalah orang yang masuk
dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan
belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti
ibu rumah tangga, siswa sekolah, SMP, SMA, Mahasiswa perguruan tinggi, dan lain
sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Definisi pengangguran menurut para ahli :
Ø Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja
yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini
sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka.
Ø Dumairy, pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan
lengkap. Lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari
pekerjaan.
2.5. Bentuk Pengangguran
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam.
v Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang
betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena
belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga
yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
v Pengangguran Terselubung
(Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi
karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan
mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi
jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang
yang bekerja tidak sesuaiContoh: Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga
administrasi yang menangani pekerjaan yang ada. Padahal dengan jumlah tenaga 6
orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Akibatnya para
pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu
pemborosan.
v Setengah Menganggur (Under
Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa
tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang
buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk
sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.
Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis
pengangguran ini akan nampak sebagai berikut:
2.6. Jenis Pengangguran
Bila
ditinjau dari sebab-sebabnya, pengangguran dapat digolongkan menjadi 7, yaitu:
1.
|
Pengangguran Friksional
(Transisional).
Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu
daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena
tahapan siklus hidup yang berbeda.
Contoh:
- Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur. - Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik |
2.
|
Pengangguran Struktural
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur
perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Contoh:
Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka
tenaga bidang pertanian akan menganggur.
|
3.
|
Pengangguran Siklikal
atau Siklus atau Konjungtural
Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu
adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu
perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha.
Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) atau pemecatan.
|
4.
|
Pengangguran Musiman
(Seasonal)
Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim.
Contoh: pada musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara
sebelumnya banyak menganggur.
|
5.
|
Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat
teknologi yang semakin modern. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang
yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan
padi maka mereka tidak bekerja lagi.
|
6.
|
Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang
secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan
Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
|
7.
|
Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya
lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah
tenaga kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
|
2.7
.
Sebab-sebab terjadinya pengangguran
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan
kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya
sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih
besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi.
Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang
dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian
tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur
Angkatan Kerja Indonesia
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah
tidak seimbang
2.8
.
Dampak Pengangguran bagi Perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengganguran
terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap
dua aspek ekonomi , yaitu:
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada
dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar
stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika
tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini
terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian,
seperti yang dijelaskan di bawah ini:
§ Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak
dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena
pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan
lebih rendah.
§ Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional
yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran
yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan
menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan
menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah
juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
§ Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan
ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan
berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan
berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha)
untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat
investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
2. Dampak pengangguran terhadap Individu yang
Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut
ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya
dan terhadap masyarakat pada umumnya:
1.
Pengangguran
dapat menghilangkan mata pencaharian
2.
Pengangguran
dapat menghilangkan ketrampilan
3.
Pengangguran
akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Angkatan Kerja,
Penduduk yang Bekerja, dan Angka Pengangguran
Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara pada satu tahun terakhir
diwarnai dengan perubahan indikator yang
cukup signifikan ke arah yang lebih baik. Pada Februari 2010, jumlah angkatan
kerja mencapai 6.402.891 orang, dan angka ini naik sebanyak 80.477 orang
disbanding keadaan Februari 2009 sebanyak 6.322.414 orang. Peningkatan jumlah
angkatan kerja laki-laki relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan jumlah angkatan kerja perempuan. Selama satu tahun, yakni dari
periode Februari 2009 sampai dengan Februari 2010 jumlah angkatan kerja
laki-laki bertambah sebanyak 57.666 orang, sedangkan angkatan kerja perempuan
bertambah sebanyak 22.811 orang.
Penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 89.295 orang dibandingkan
keadaan setahun yang lalu, yakni saat Februari 2009. Selama satu tahun
tersebut, peningkatan jumlah penduduk yang bekerja didominasi oleh laki-laki.
Jumlah penduduk laki-laki yang bekerja naik sebanyak 70.847 orang, sedangkan
peningkatan penduduk perempuan yang bekerja sebanyak 18.448 orang. Tingginya
peningkatan penduduk laki-laki dibanding perempuan lebih disebabkan kebiasaan
umum bahwa biasanya tanggung jawab laki-laki lebih besar terhadap perekonomian
rumah tangga. Peningkatan jumlah tenaga kerja laki-laki juga ditandai dengan turunnya
angka tingkat pengangguran laki-laki dari 6,74 persen pada Februari 2009
menjadi 6,29 persen padaFebruari 2010.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Sumatera Utara pada
Februari 2010 sebesar 69,38 persen, atau menurun sebesar 0,60 persen dibandingkan
TPAK pada Februari 2009 sebesar 69,98 persen. TPAK penduduk perempuan pada
Februari 2010 sebesar 56.59 persen, atau sedikit menurun dibandingkan dengan
keadaan Februari 2009 sebesar 57,26 persen, sedangkan TPAK penduduk laki-laki
pada Februari 2010 sebesar 82,53 persen, atau mengalami penurunan sebesar 0,53
persen dibandingkan keadaan Februari 2009 sebesar 83,06 persen.
Sejalan dengan penurunan TPAK tersebut, jumlah penganggur turun
sebesar 8.818 orang. Pada Februari 2009, jumlah penganggur terbuka sebesar
521.643 orang, dan pada Februari 2010 turun menjadi 512.825 orang. Dengan
demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari 8,25 persen pada
Februari 2009 menjadi 8,01 persen pada Februari 2010.
Tingkat penggangguran terbuka (TPT) penduduk perempuan pada Februari
2010 sebesar 10.46 persen dan TPT penduduk laki-laki sebesar 6,29 persen. Pada
Februari 2009, TPT penduduk laki-laki sebesar 6,74 persen, dan TPT penduduk
perempuan sebesar 10,38 persen. Jumlah penganggur pada Februari 2009 sebagian
besar (sekitar 56,50 persen) berada di daerah perkotaan, dan sisanya 43,50
persen di daerah perdesaan. Sedangkan pada Februari 2010, sebesar 61,04 persen
jumlah penganggur berada di perkotaan, dan 38,96 persen berada diperdesaan.
Tabel 1.
|
||||||||||||||
Penduduk Usia 15 Tahun keatas menurut
Kegiatan Utama
|
||||||||||||||
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 – 2010
|
||||||||||||||
KEGIATAN UTAMA
|
Satuan
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
||||||||
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
||||||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
||||||||
1
|
Penduduk
15 keatas
|
Orang
|
8.151.027
|
8.287.473
|
8.749.804
|
9.034.908
|
9.228.149
|
|||||||
2
|
Angkatan
Kerja
|
Orang
|
5.718.145
|
5.647.710
|
5.930.892
|
6.322.414
|
6.402.891
|
|||||||
-
Bekerja
|
Orang
|
4.870.566
|
5.047.615
|
5.364.414
|
5.800.771
|
5.890.066
|
||||||||
-
Penganggur
|
Orang
|
847.566
|
600.095
|
566.478
|
521.643
|
512.825
|
||||||||
3
|
Bukan
Angkatan Kerja
|
Orang
|
2.432.882
|
2.639.763
|
2.863.912
|
2.712.494
|
2.825.258
|
|||||||
4
|
Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja
|
%
|
70.15
|
68.15
|
67.44
|
69.68
|
69.38
|
|||||||
5
|
Tingkat
Pengangguran Terbuka
|
%
|
14.82
|
10.63
|
9.55
|
8.25
|
8.01
|
|||||||
Sumber: Survei Angkatan Kerja
Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
|
||||||||||||||
Tabel 2
|
||||||||||||||
Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis
Kelamin Laki-Laki menurut Kegiatan Utama
|
||||||||||||||
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
|
||||||||||||||
KEGIATAN UTAMA
|
Satuan
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
||||||||
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
||||||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
||||||||
1
|
Penduduk
15 keatas
|
Orang
|
4.013.989
|
4.097.859
|
4.319.505
|
4.454.125
|
4.552.557
|
|||||||
2
|
Angkatan
Kerja
|
Orang
|
3.313.772
|
3.425.907
|
3.545.480
|
3.699.514
|
3.757.180
|
|||||||
-
Bekerja
|
Orang
|
2.996.365
|
3.156.677
|
3.279.905
|
3.450.118
|
3.520.965
|
||||||||
-
Penganggur
|
Orang
|
317.407
|
269.230
|
265.575
|
249.396
|
236.215
|
||||||||
3
|
Bukan
Angkatan Kerja
|
Orang
|
700.217
|
671.952
|
774.025
|
754.611
|
793.377
|
|||||||
4
|
Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja
|
%
|
82,56
|
83,60
|
82,08
|
83,06
|
82,53
|
|||||||
5
|
Tingkat
Pengangguran Terbuka
|
%
|
9,58
|
7,86
|
7,49
|
6,74
|
6,29
|
|||||||
Sumber: Survei Angkatan Kerja
Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
|
||||||||||||||
Tabel 3
|
||||||||||||||
Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis
Kelamin Perempuan menurut Kegiatan Utama
|
||||||||||||||
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
|
||||||||||||||
KEGIATAN UTAMA
|
Satuan
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
||||||||
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
||||||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
||||||||
1
|
Penduduk
15 keatas
|
Orang
|
4.137.038
|
4.189.614
|
4.475.299
|
4.580.783
|
4.675.592
|
|||||||
2
|
Angkatan
Kerja
|
Orang
|
2.404.373
|
2.221.803
|
2.385.412
|
2.622.900
|
2.645.711
|
|||||||
-
Bekerja
|
Orang
|
1.874.201
|
1.890.938
|
2.084.509
|
2.350.653
|
2.369.101
|
||||||||
-
Penganggur
|
Orang
|
530.172
|
330.865
|
300.093
|
272.247
|
276.610
|
||||||||
3
|
Bukan
Angkatan Kerja
|
Orang
|
1.732.665
|
1.567.811
|
2.089.887
|
1.957.883
|
2.029.881
|
|||||||
4
|
Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja
|
%
|
58,12
|
53,03
|
53,30
|
57,60
|
56,59
|
|||||||
5
|
Tingkat
Pengangguran Terbuka
|
%
|
22,05
|
14,89
|
12,61
|
10,38
|
10,46
|
|||||||
Sumber: Survei Angkatan Kerja
Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
|
||||||||||||||
3.2. Jumlah Penduduk Setengah Penganggur
Penduduk Sumatera Utara usia 15 tahun
keatas yang bekerja dibawah jam kerja normal, yakni kurang dari 35 jam
seminggu, atau setengah penganggur pada Februari 2010 sebanyak 1.842.206 orang.
Dari jumlah tersebut, sekitar 43,72 persen atau 805.379 orang diantaranya
merupakan setengah penganggur terpaksa, yakni mereka yang bekerja dibawah jam
kerja normal, dan masih mencari pekerjaan, atau masih bersedia menerima
pekerjaan.
Sedangkan jumlah setengah penganggur
sukarela, yakni mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak
mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain sebanyak
1.036.827 orang, atau 56,28 persen dari jumlah penduduk setengah penganggur.
Tabel 4
|
|||||||
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang
Berkerja dibawah Jam Kerja Normal
|
|||||||
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
|
|||||||
KEGIATAN UTAMA
|
Satuan
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
|
1
|
Bekerja
|
Orang
|
4.870.566
|
5.047.615
|
5.364.414
|
5.800.771
|
6.402.891
|
2
|
Jumlah
Setengah Penganggur
|
Orang
|
1.422.642
|
1.430.398
|
1.479.543
|
1.652.001
|
1.842.206
|
-
Setengah Penganggur Terpaksa
|
Orang
|
670.402
|
631.178
|
703.377
|
713.330
|
805.379
|
|
-
Setengah Penganggur Sukarela
|
Orang
|
752.240
|
799.220
|
776.166
|
938.671
|
1.036.827
|
|
Sumber: Survei Angkatan Kerja
Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008, Februari 2009,
Februari 2010.
|
Jumlah penduduk setengah penganggur pada Februari 2010 mengalami
penambahan sebanyak 190.205 orang dibanding Februari 2009. Penduduk setengah
penganggur terpaksa pada Februari 2010 sebanyak 805.379 orang, meningkat
sebesar 92.049 orang disbanding Februari 2009 sebanyak 713.330 orang. Penduduk
setengah penganggur sukarela pada Februari 2010 sebanyak 1.036.827 orang,
meningkat sebesar 98.156 orang dibanding Februari 2009 sebanyak 938.671 orang.
3.3.
Lapangan Pekerjaan Utama
Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara masih bertumpu
pada Sektor Pertanian. Sebagian besar penduduk di daerah perdesaan bekerja di
sektor ini. Pada Februari 2010, sekitar 72,77 persen penduduk di daerah
perdesaan bekerja di Sektor Pertanian, dan selebihnya (27,23 persen) bekerja di
Sektor Non Pertanian. Sebaliknya, penduduk daerah perkotaan pada umumnya
bekerja di Sektor Perdagangan sebesar 34,79 persen, Sektor Jasa Kemasyarakatan
sebesar 20,73 persen, Sektor Industri sebesar 14,02 persen, dan Sektor
Pertanian sebesar 12,07, dan sisanya 18,38 persen bekerja di Sektor Lainnya.
|
Struktur penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara tidak menunjukkan
perubahan yang berarti, dan Sektor Pertanian, yang meliputi sub sektor
Pertanian Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan
Perikanan masih menjadi tumpuan untuk menampung jumlah angkatan kerja yang ada.
Pada Februari 2010, Sektor Pertanian menyerap 47,52 persen dari jumlah penduduk
usia 15 tahun keatas yang bekerja. Sektor-sektor lainnya yang relatif besar
menyerap tenaga kerja adalah Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
sebesar 20,64 persen, dan Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perseorangan
sebesar 11,89 persen.
Tabel 6
|
|||||||
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang
Berkerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama
|
|||||||
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
|
|||||||
LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
|
Satuan
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
|
1
|
Pertanian
|
%
|
51,3
|
49,7
|
49,4
|
48,36
|
47,52
|
2
|
Industri
|
%
|
9,2
|
9,2
|
7,6
|
8,89
|
9,00
|
3
|
Konstruksi
|
%
|
3,3
|
3,4
|
4,0
|
3,93
|
3,94
|
4
|
Perdagangan
|
%
|
16,9
|
18,8
|
21,0
|
21,21
|
20,64
|
5
|
Angkutan
dan Pergudangan
|
%
|
6,4
|
5,8
|
5,4
|
5,21
|
5,27
|
6
|
Keuangan
dan Jasa Perusahaan
|
%
|
1,2
|
1,1
|
1,1
|
1,00
|
1,26
|
7
|
Jasa
Kemasyarakatan
|
%
|
11,1
|
11,2
|
10,8
|
10,96
|
11,89
|
8
|
Lainnya
*)
|
%
|
0,6
|
0,9
|
0,7
|
0,42
|
0,48
|
Sumber: Survei Angkatan Kerja
Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
*) Lapangan Pekerjaan Utama/Sektor
Lainnya terdiri dari :
Sektor Pertambangan serta Listrik, Gas dan Air.
|
3.4. Status
Pekerjaan Utama
Pada Februari 2010, komposisi status pekerjaan utama penduduk usia
15 tahun keatas yang bekerja di Sumatera Utara yang paling besar sebagai
buruh/karyawan yaitu 28,73 persen, berusaha sendiri sebesar 19,07 persen,
penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh
tidak dibayar sebesar 18,96 persen, dan berusaha dibantu buruh tetap sebesar
2,23 persen. Penduduk yang bekerja dengan status pekerja bebas di pertanian dan
pekerja bebas di non pertanian pada Februari 2010, masing-masing sebesar 5,50
persen dan 3,87 persen. Pada Februari 2010, penduduk yang bekerja dengan status
pekerja keluarga/tak dibayar sebesar 21,64 persen.
Tabel 7
|
|||||||
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang
Berkerja menurut Status Pekerjaan Utama
|
|||||||
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
|
|||||||
STATUS PEKERJAAN UTAMA
|
Satuan
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
Februari
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
|
1
|
Berusaha
Sendiri
|
%
|
18,7
|
20,4
|
18,8
|
18,51
|
19,07
|
2
|
Berusaha
dibantu Buruh Tdk Tetap
|
%
|
19,6
|
17,7
|
20,3
|
19,66
|
18,96
|
3
|
Berusaha
dibantu Buruh Tetap
|
%
|
2,3
|
2,6
|
3,1
|
2,77
|
2,23
|
4
|
Buruh/Karyawan
|
%
|
30,4
|
31,8
|
27,9
|
27,31
|
28,73
|
5
|
Pekerja
Bebas di Pertanian
|
%
|
4,6
|
5,5
|
6,6
|
5,51
|
5,50
|
6
|
Pekerja
Bebas di Non Pertanian
|
%
|
2,6
|
3,4
|
3,9
|
4,50
|
3,87
|
7
|
Pekerja
Keluarga/Tdk Dibayar
|
%
|
21,8
|
18,6
|
19,3
|
21,75
|
21,64
|
Jumlah
|
%
|
100,00
|
100,00
|
100,00
|
100,00
|
100,00
|
|
Sumber: Survei Angkatan Kerja
Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008, Februari 2009, Februari
2010.
|
3.5. Penduduk yang Bekerja
dan Pengangguran di Kabupaten/Kota
Dari 5.765.643 orang penduduk yang bekerja di Provinsi Sumatera
Utara pada Agustus 2009, sekitar 14,30 persen (824.250 orang) bekerja di Kota Medan .
Daerah tingkat dua lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah Kabupaten
Deli Serdang (14,24 persen), Langkat (7,53 persen), Labuhan Batu (7,28 persen)
dan Simalungun (6,46 persen) sedangkan sisanya tersebar di kabupaten/kota
lainnya di Provinsi Sumatera Utara (Tabel 8).
Walaupun Kota Medan paling banyak menyerap penduduk yang bekerja di
Sumatera Utara, tetapi disisi lain tingkat pengangguran terbuka di kota ini juga termasuk
yang sangat tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi
Sumatera Utara, yaitu sebesar 14,27 persen. Kota Sibolga merupakan daerah dengan
tingkat pengangguran paling tinggi yaitu mencapai 17,14 persen.
Daerah lain yang mempunyai tingkat pengangguran paling tinggi adalah
Kota Pematang Siantar (12,30 persen), Kota Binjai (11,84 persen), Kota Tebing
Tinggi (11,47 persen), Kota Tanjung Balai (11,17 persen), Kabupaten Deli
Serdang (10,87 persen) dan Kota Padangsidimpuan sebesar 10,52 persen (Tabel 9).
|
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
. Kesimpulan
v Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara pada tahun terakhir 2007
-2010 diwarnai dengan perubahan
indikator yang cukup signifikan ke arah yang lebih baik, yaitu semakin
berkurangnya pengangguran walaupun Angkatan Kerja di Sumatera utara Naik.
v Hubungannya Semakin Tinggi/Naik Angkatan Kerja Menyebabkan jumlah penduduk yang bekerja bertambah dan
berakibat menurunnya Tingkat Pengangguran Sumatera Utara. Ini dapat dilihat
dari Persentase TPAK dari Tahun 2007 - 2010 yang semakin menurun.
v Sedangkan Hal yang berbeda terjadi
pada Tahun 2006 dimana Rendahnya Angkatan Kerja menyebabkan jumlah Pendudukyang
bekerja berkurang dan berakibat Menaikknya Tingkat Pengagguran. Ini dapat
dilihat dari Persentase TPAK 2006 yang Tinggi.
v Jumlah angkatan kerja di Provinsi
Sumatera Utara dalam kurun waktu satu tahun bertambah sebanyak 80.477 orang.
Pada Februari 2009, jumlah angkatan kerja di daerah ini sebanyak 6.322.414
orang, dan pada Februari 2010 naik menjadi 6.402.891 orang.
v Jumlah penduduk yang bekerja di
Provinsi Sumatera Utara pada Februari 2010 sebanyak 5.890.066 orang, dan pada
Februari 2009 sebanyak 5.800.771 orang. Dengan demikian, selama kurun waktu
satu tahun, jumlah penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 89.295 orang.
v Jumlah pengangguran berkurang
sebanyak 8.818 orang dalam kurun waktu satu tahun. Pada Februari 2009, jumlah
penganggur di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 521.643 orang, dan pada Februari
2010 turun menjadi 512.825 orang.
v Tingkat pengangguran terbuka (TPT)
di Provinsi Sumatera Utara turun dari 8,25 persen pada Februari 2009 menjadi
8,01 persen pada Februari 2010.
v Jumlah penduduk yang bekerja
dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) atau setengah penganggur
pada Februari 2010 sebanyak 1.842.206 orang
4.2
. Saran
Ketidakharmonisan kebijakan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan masih sangat
dirasakan menghambat kegiatan usaha, untuk Mengurangi Tingkat pengangguran,
semua potensi dan sumber daya harus dikerahkan dan disatukan, serta semua
persoalan diurai. Semua ini untuk mencapai sasaran 2014, target pertumbuhan
ekonomi 7 persen, pengangguran turun 5-6 persen, dan kemiskinan turun 8-10
persen.
Dengan penataan lebih baik,
diharapkan setiap provinsi tumbuh dan perdagangan dalam negeri antarpulau makin
bergairah. ”Tripple track strategy” tetap berlaku. Apa gunanya pertumbuhan
ekonomi kalau yang tumbuh yang itu-itu saja. Kita harus propertumbuhan,
prolapangan kerja, dan propengentasan kemiskinan.
Perlu adanya reformasi pendidikan
nasional agar bisa mengembangkan kewirausahaan dan inovasi. Bukan hanya mencari
Kerja saja, tetapi mencoba membuka Lapangan Pekerjaan yang pada akhirnya dapat
mengurangi Tingkat Pengangguran
Ada tiga kunci sukses membangun
bangsa, yaitu semangat pantang menyerah harus dimiliki, persatuan dan
kebersamaan, serta jati diri. Boleh memuji bangsa lain, tetapi jangan menghina
bangsa sendiri,
Selain itu, perlu stabilitas
politik, kerukunan sosial, manajemen, kepemimpinan, dan kemitraan. Pemerintah
dan dunia usaha tidak bisa berjalan sendiri, tetapi mesti bersinergi.
DAFTAR
PUSTAKA
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA
FEBRUARI 2010, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi
Sumatera Utara No.31/05/12/Th. XIII, 10 Mei 2010
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA
AGUSTUS 2009, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi
Sumatera Utara No.01/01/12/Th. XIII, 4 Januari 2010
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI
2009, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.32/05/12/Th. XII, 15 Mei 2009
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA
FEBRUARI 2008, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi
Sumatera Utara No.33/05/12/Th. XI, 15 Mei 2008
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA
FEBRUARI 2007, Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera
Utara No. 17/05/12/Th. X, 15 Mei 2007
KONDISI KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA 2006, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara Vol.09 / No.11 /
23 Agustus 2006
SUMATERA
UTARA DALAM ANGKA 2009, Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara, Medan 2009
Fretty Florentina : Analisis
Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository ©
2009
Aditya Gumay, http://adityagumay.blogspot.com/search/label/STATISTIKA
Pengertian
dan Ruang Lingkup - Dinas Tenaga Kerja http://dinas-nakertrans.jakarta.go.id/website/pages/data-dan-informasi/ketenagakerjaan/indikator-tenaga-kerja/
No comments:
Post a Comment