Sebanyak 2.448.071 Siswa Setingkat SMA Ikuti Ujian Nasional 2010

JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan, 2.448.071 pelajar sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan madrasah aliyah mengikuti ujian nasional tahun 2010.

Mendiknas memaparkan, angka ini terdiri dari pelajar baru dan siswa yang mengulang akibat tidak lulus. Dari tingkat SMA, pelajar yang mengikuti UN 1.261.824 siswa, terdiri dari 1.241.790 pelajar baru dan 20.034 pelajar yang mengulang. Dari tingkat MA, sebanyak 296.896 pelajar mengikuti UN. Angka ini terdiri dari 290.790 pelajar baru dan 6.106 pelajar yang mengulang.
"Sementara itu, sebanyak 889.351 pelajar SMK mengikuti UN. Angka ini terdiri dari 874.164 pelajar baru dan 15.187 pelajar yang mengulang," ujar Mendiknas, Senin (22/3/2010) di SMA Negeri 70 Jakarta.

Terkait tingkat kelulusan pada tahun 2009, Mendiknas mengatakan, SMA mencapai 97,7 persen, MA mencapai 91,7 persen, dan SMK mencapai 96,5 persen. Nuh berharap tingkat kelulusan pada tahun ini meningkat.

Untuk memastikan Ujian Nasional (UN) berjalan dengan lancar, Wakil Presiden RI Boediono nampak ikut melakukan kunjungan ke beberapa SMA, khususnya yang terletak di wilayah Jakarta Selatan. Di antaranya adalah SMA Negeri 70 dan SMA Al Azhar.

"Saya memang berniat untuk melihat secara fisik persiapan UN di SMA kali ini. Dan saya juga melihat bahwa persiapan UN kali ini sudah rapi. Semoga saja di daerah-daerah lain juga memiliki persiapan yang demikian," ungkap Boediono di sela-sela kunjungannya di SMAN 70, Jakarta, Senin (22/3).

Terkait pelaksanaan UN di Jakarta yang berjalan cukup lancar ini, Boediono juga mengatakan bahwa dirinya melihat UN yang merupakan even nasional ini patut disyukuri oleh semua pihak. "Soalnya, pelaksanaan UN ini bertujuan untuk kebaikan, terutama dalam peningkatan standar pendidikan di tanah air," jelasnya.

Boediono juga menilai bahwa upaya untuk menjaga keamanan dan kejujuran di lingkungan sekolah sudah mulai berjalan dengan baik. "Saya harapkan sekali agar aspek kejujuran ujian ini benar-benar dijaga. Karena artinya sangat penting, yakni untuk mendapatkan hasil yang jujur dan adil untuk anak-anak kita. Selain itu, anak-anak kita juga akan melihat ini sebagai hasil yang benar-benar obyektif," paparnya.

Namun demikian, kalaupun terjadi kesalahan soal misalnya, atau soal tertukar dan rusak, Boediono menegaskan bahwa hal itu sudah ada aturannya. "Masalah itu kan sudah ada SOP (Standard Operational Procedure)-nya. Instruksi saya (adalah), aspek kejujuran dan obyektifitas harus dipelihara oleh semua pihak," tukasnya.

Sekadar diketahui, dalam kegiatan pemantauan UN hari ini, Boediono nampak juga didampingi oleh beberapa menteri KIB II. Antara lain yakni Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Agama Suryadharma Ali, serta Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan. (cha/jpnn)

No comments:

Post a Comment