Siswa SMP tewas, dililit ular raksasa

ERCUT SEI TUAN | DNA - M.Zakaria (13) siswa kelas II, SMP PGRI Tembung, Kamis petang ditemukan tewas diterkam ular sawah berukuran raksasa, tubuh ular sebesar tiang listrik yang kerap dikenal dengan sebutan “Phiton", di pinggir sungai Tembung, persis dibelakang Mesjid Raya Al-Jamik Tembung.


(foto:dnaberita/khairunnisya)

Bahkan korban M.Zakaria sempat berjuang melawan keganasan ular raksasa itu, namun karena lilitan ular yang panjangnya berkisar 8-10 meter tersebut akhirnya korban tewas ditempat kejadian dengan posisi luka gigitan ular disekitar kaki kanannya.

Informasi yang diperoleh DNAberita dari keluarga korban, Jumat (19/3) usai dipemakaman korban, Jahri Sihombing (42) didampingi ayah korban, Jamaluddin (42), dirumah duka di jalan Pasar VIII Gambir, Dusun VI, Desa Sei Rotan, Kec Percut Sei Tuan menjelaskan kejadian tersebut berawal dari mandinya rombongan korban.


(foto:dnaberita/khairunnisya)

Saat itu ujar saksi mata ini, korban Zakaria bersama 5 orang kawannya jam lima sore berakit dengan batang pisang disungai itu, setelah Magrib (senja) Zakaria dan kawan kawannya menepi untuk naik kedarat. Tapi karena lokasi pinggiran sungai dibawah mesjid curam, korban yang paling tua dari kawannya yang lain naik dari teresan lorong pembuangan air limbah PT Panca Pinang sekitar 100 m dari belakang Mesjid Al-Jamik.

Ketika korban yang naik terlebih dahulu kedarat melalui teresan parit Panca Pinang, tiba tiba ular phiton yang sudah menunggu dari dalam lorong pembuangan limbah itu keluar dan menerkam korban, saat itu kaki kanan korban telah sempat masuk kedalam mulut ular besar itu sembari menyeret korban kesemak semak.


(foto:dnaberita/khairunnisya)

Jahri Sihombing yang juga termasuk Pakcik Korban, ketika itu sedang berada disekitar lokasi belakang mesjid sepontan lari datang ketempat kejadian setelah terlebih dahulu diberitahukan teman teman korban. “Mungkin sekitar 15 menit korban berjuang melawan ular besar itu, sementara 5 orang kawannya yang lain lari ketakutan. Saat aku sampai ular itu berusaha menelan kaki kanan korban, namun dilepaskan setelah kepala ular itu aku pukuli berkali kali pakai bambu”. Ungkap Jahri.

Bukan sampai disitu saja, ular besar yang sedang kelaparan ini tidak mau tinggal diam, tubuh korban langsung dililit dan diputar putar disemak semak teresan parit limbah PT.Panca Pinang hingga terjatuh masuk kepinggiran sungai.

Dalam pergulatan maut korban M.Zakaria itu, Jahri Sihombing melompat terjun kesungai dan kembali melibasi kepala ular tersebut, saat itu rahangnya sedang mengarah ke kepala korban.


(foto:dnaberita/khairunnisya)

Karena merasa kesakitan dipukuli pakai bambu, ular tersebut melepaskan lilitannya dan pergi meluncur masuk kedalam air sungai. Seketika itu juga, dibantu warga lain yang sedang berada dipinggir sungai, korban diangkat dan dilarikan kerumah sakit. Namun ketika itu kondisi korban sudah tidak bernyawa lagi karena kemungkinan mati lemas dililit dan diputar putar ular sekitar setengah jam.

“Korban sempat kami bawa kerumah sakit, namun sudah meninggal dunia”. Timpal Jamaluddin, ayah korban sembari tertunduk sedih karena buah hatinya telah duluan berpulang.

Sementara itu, ibunda korban, Sriati (38), tampak menangis sedih terisak isak didepan jasad putra kesayangannya meratapi kejadian itu. Kepedihan dan pilu ibunda korban ini disaksikan seluruh keluarga, handai taulan dan ratusan warga masyarakat yang hadir dalam prosesi pemberangkatan jenazah kepembaringan terakhirnya.

No comments:

Post a Comment